“Tapi, apakah artinya persatuan yang dibangun tidak dalam kebaikan dan ketakwaan? Bukankah Allah hanya menganjurkan persatuan dalam kebaikan dan ketakwaan dan bukannya untuk dosa dan kerusakan. Ta’aawanuu ‘alal birri wattaqwa walaa ta’aawanu ‘alal istmi wal udzwan, bukan begitu?”