bookmate game
Elie Mulyadi

Berani BerMimpi

ALKISAH, ada seorang lelaki. Usianya 40 tahun saat tahu bahwa jatah hidupnya tinggal setahun lagi. Dokter memvonisnya tumor otak. Dalam setahun, tumor itu akan membunuhnya! Mengisi sisa-sisa hidupnya, lelaki itu berpikir untuk menulis. Tak ada pengetahuan soal merangkai kata, alur cerita, apalagi tata bahasa. Namun ia terus saja menulis. Dia berhasil menyelesaikan lima setengah novel sebelum ajalnya tiba! Setahun berlalu, lelaki itu masih hidup.Penyakitnya perlahan berkurang, lalu sembuh total. Ia panjang umur dan berhasil menulis hingga lebih dari 70 buku! Bahkan, salah satu bukunya yang ditulis hanya dalam waktu 3 minggu, berhasil masuk jajaran 100 Buku Terbaik di Inggris Abad Ke-20.

Kalau kita seperti lelaki itu, hanya punya jatah hidup setahun, apa yang akan kita lakukan? Beranikah kita bermimpi dan bersemangat mewujudkannya? Atau kita biarkan saja waktu itu habis tanpa berbuat apa-apa? Buku ini berisi kisah-kisah nyata tentang mimpi dan perjuangan mewujudkannya, agar kita tak mati menyesal karena membiarkan impian hanya menjadi angan-angan.
121 trykte sider
Copyrightindehaver
Mizan
Har du allerede læst den? Hvad synes du om den?
👍👎

Vurderinger

  • b0681130142har delt en vurderingfor 9 år siden
    👍Værd at læse

  • b1365901530har delt en vurderingfor 3 år siden
    👍Værd at læse
    💡Lærerig
    🎯Læseværdig

  • b0009509561har delt en vurderingfor 4 år siden
    👍Værd at læse

Citater

  • b9395950704har citeretfor 8 år siden
    Ada orang yang kerjanya sibuk membuat rencana. Asyik berkhayal dan dibumbui sedikit membual. Ketika ditantang untuk melakukan tindakan, malah mundur duluan. Alasannya: “Maaf, itu bukan bagian saya.” “Saya tipe perencana, bukan pelaksana.” “Saya lebih senang duduk di belakang meja.” “Saya yang mikir, silakan Anda yang kerja.”
    Orang yang seperti itu memercayakan mimpimimpinya kepada orang lain. Dia lebih suka jadi penonton daripada pemain. Lebih suka duduk di pinggiran daripada maju ke tengah lapangan. Lebih suka melihat orang lain jadi bintang daripada dia sendiri yang memenangkan pertarungan. Menganggap dirinya “pemimpin di balik layar”, padahal tak lebih dari pelaut yang enggan berlayar karena takut akan badai dan halilintar. Dia tak mau jadi nakhoda bahkan untuk kapalnya sendiri. Bermimpi untuk ekspedisi mencapai ujung dunia, tapi tidak siap menghadapi gelombang laut yang siap menerjangnya. Tak heran, di kala melintas samudra, sebelum mencapai tujuan, kapalnya sudah porak-poranda.
  • Jamaludin marjanhar citeretfor 3 år siden
    tak lebih dari pelaut yang enggan berlayar karena takut akan badai dan halilintar. Dia tak mau jadi nakhoda bahkan untuk kapalnya sendiri.
  • Fitri Amaliahar citeretfor 3 år siden
    CONCEIVE, BELIEVE, ACHIEVE!”

På boghylderne

fb2epub
Træk og slip dine filer (ikke mere end 5 ad gangen)